BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kami memilih judul “Melengkapi Pantun Yang Rumpang serta Menulis Pantun Sesuai Dengan Ilustrasi” karena kami bermaksud untuk memberitahu cara melengkapi pantun yang rumpang serta menulis pantun sesuai dengan ilustrasi.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian pantun?
- Apa ciri-ciri pantun?
- Bagaimana cara melengkapi pantun yang rumpang?
- Bagaimana menulis pantun sesuai dengan ilustrasi?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian pantun.
- Mengetahui ciri-ciri pantun.
- Mengetahui cara melengkapi pantun yang rumpang.
- Untuk mengetahui menulis pantun sesuai dengan ilustrasi.
D. Metodologi
Karya tulis ini ditulis berdasarkan dari membaca buku serta mencari bahan dari internet.
E. Sistematika
Ø Halaman Judul
Ø Halaman Persetujuan dan Persembahan
Ø Halaman Motto dan Persembahan
Ø Halaman Kata Pengantar
Ø Halaman Daftar Isi
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metodologi
E. Sistematika
Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pantun
B. Ciri-ciri Pantun
C. Cara melengkapi pantun yang rumpang
D. Menulis pantun sesuai dengan ilustrasi
Bab III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pantun
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai parikan. Pantun pada mulanya juga merupakan sastra lisan, namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
B. Ciri-ciri Pantun
Ciri-ciri pantun yaitu setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Setiap bait terdiri dari empat baris. Baris pertama dan kedua dinamakan sampiran. Baris ketiga dan keempat dinamakan isi. Bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, a-b-b-a), maksudnya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, baris kedua sama dengan baris keempat.
C. Cara Melengkapi Pantun Yang Rumpang
Cara untuk melengkapi pantun yang rumpang yaitu harus dilengkapi dengan baris yang memiliki sajak yang terdapat dalam pantun.Selain itu, baris yang digunakan untuk melengkapi pantun harus memperhatikan bunyi akhir kata pada setiap baris dalam pantun. Berikut contoh pantun yang rumpang:
- Buah pepaya buah duku,
Lebih segar buah semangka.
[…] (1)
[…] (2)
a. (1) Mari kita jalin silaturahmi,
(2) Untuk menambah sanak saudara.
b. (1) Mengapa ada jarak dan waktu,
(2) Membuat kita jarang berjumpa.
Jawaban: B
Pembahasan:
Melengkapi pantun yang rumpang harus mencermati rima pantun. Sajak akhir baris pertama pantun sama dengan sajak akhir baris ketiga. Begitu pula sajak akhir baris kedua sama dengan sajak akhir baris keempat.
Perbaikan pantun:
Buah Pepaya buah duku,
Lebih segar buah semangka.
Mengapa ada jarak dan waktu,
Membuat kita jarang berjumpa.
- Tulis kata jadi kalimat,
[…]
Petik inti dari nasihat,
Buat pegangan tabiat kita.
a. Ambil tulisan buat cerita.
b. Buat kata jadi kalimat.
Jawaban: A
Pembahasan:
Untuk melengkapi bagian sampiran dalam pantun yang rumpang, perhatikan sajak atau bunyi akhir setiap baris. Bunyi akhir baris pertama sama dengan baris ketiga. Begitu pula bunyi akhir baris kedua sama dengan baris keempat.
Perbaikan pantun:
Tulis kata jadi kalimat,
Ambil tulisan buat cerita.
Petik inti dari nasihat,
Buat pegangan tabiat kita.
D. Menulis Pantun Sesuai Dengan Ilustrasi
Menulis pantun sesuai dengan ilustrasi yaitu harus mengetahui dan mencermati ciri-ciri pantun. Ciri-ciri pantun yaitu setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, setiap bait terdiri dari empat baris, baris pertama dan kedua dinamakan sampiran, baris ketiga dan empat dinamakan isi, bersajak silang a-b-a-b. Berikut adalah contoh menulis pantun sesuai dengan ilustrasi:
- Tiyas sangat sedih karena kemarin kelinci kesayanganya mati. Tiyas seolah kehilangan sahabat karibnya. Air matanya selalu berlinang jika teringat kelincinya yang mati.
a. Burung nuri terbang melayang,
Di angkasa tinggi terbangnya.
Kini mati kelinci tersayang,
Mata berlinang mengenangnya.
b. Pulau Bunaken di Sulawesi,
Tempat indah untuk wisata.
Bermain dengan si Pussy,
Hari berlalu tiada terasa.
Jawaban: A
Pembahasan:
Menulis pantun harus mencermati ciri pantun. Pantun berima a-b-a-b, larik pertama dan kedua sampiran, larik ketiga dan keempat isi, jumlah suku kata terdiri dari 8-12 suku kata.Pilihan B sudah sesuai dengan ciri-ciri pantun, tetapi isinya tidak sesuai dengan ilustrasi.
- Setelah berusaha belajar lebih giat dan serius, Heru mendapat peringkat pertama di kelas. Ia sangat senang karena akan memperoleh hadiah atas prestasinya itu.
a. Bila kita ingin ke pasar,
Pasar modern ada di mall.
Ayo kita bergiat belajar,
Supaya nilainya maksimal.
b. Kuda poni si kuda kepang,
Tubuhnya tinggi larinya cepat.
Riang hati bukan kepalang,
Hadiah prestasi akan didapat.
Jawaban: B
Pembahasan:
Menulis pantun harus mencermati ciri pantun. Pantun berima a-b-a-b, larik pertama dan kedua sampiran, larik ketiga dan keempat isi, jumlah suku kata terdiri dari 8-12 suku kata.Pilihan A sudah sesuai dengan ciri-ciri pantun, tetapi isinya tidak sesuai dengan ilustrasi.
Bab III
PENUTUP
A. Simpulan
- Pantun adalah karya sastra lama yang berbentuk puisi.
- Ciri-ciri pantun:
§ Setiap bait terdiri dari empat baris.
§ Baris pertama dan kedua dinamakan sampiran.
§ Baris ketiga dan keempat dinamakan isi.
§ Pantun bersajak silang a-b-a-b.
§ Setiap baris pantun terdiri atas 8-12 suku kata.
- Cara melengkapi pantun yang rumpang yaitu:
§ Mengetahui ciri-ciri pantun.
§ Memperhatikan bunyi akhir pada setiap baris pantun.
§ Bunyi akhir baris pertama harus sama dengan bunyi akhir baris ketiga.
§ Bunyi akhir baris kedua harus sama dengan bunyi akhir baris keempat.
- Menulis pantun sesuai dengan ilustrasi:
§ Mengetahui ciri-ciri pantun.
§ Menulis pantun harus sesuai dengan ilustrasi yang digambarkan.
B. Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca, demi kesempurnaan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati Uti, Miyanto, dan Dyah Anis. 2011. Detik-detik UASBN. Klaten: Intan Pariwara.
Romadhon, Syahreis. 2005. Sarikata Bahasa Indonesia. Sukoharjo: Purnama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar